Sabtu, 06 September 2014

Statistik


Aku disini, pada titik nol derajat..
Ada ambigu pada kata-kata yang telah kau ucap..
Otak kanan ini mencatat sederet kalimat..
Bermakna ganda namun tiada arti tersirat.

Aku berlalu dan mencapai titik kulminasi..
Tiada keraguan bahwa semua ini hanya halusinasi..
Terekam indah namun tak pernah mewujudkan sebuah janji suci..
Aku berada pada puncak distruktif hati..

Aku masih di sini terhenti pada titik tengah..
Antara bertahan untuk tetap setia dengan luka atau berlari menjemput mimpi terindah..
Namun kaki tangan dan hati tak bergerak meninggalkan gundah..

Dan disinilah aku terbebas..
Dari rasa yg tak kumengerti dengan jelas..
Pada declining garis itu terlihat lugas..
Bahwa jiwaku telah sampai pada ambang batas..
Aku terlepas..terbebas dan terhempas..

Aku kembali di sini, pada titik terendah adanya..
Nafasku tersendat tiada jeda..
Mataku buta tiada jernihnya sebuah analisa..
Determinisme ini tercipta dari mata ke hati dan menjelma menjadi cinta..

Dan kepada sebuah hati..
Yang selalu menungguku selama ini..
Terimalah hati dan jiwa tersakiti..
Dekaplah erat agar tidak terlepas lagi..

Written by : Alina
Tks

Jendela Mimpi


Beginilah malam..
Dekandensi sinar mentari menjadi redup.
Kelubung awan putih kembara entah kemana.
Nuansa indigo di angkasa bangkitkan imaji violet tentang asmara.
Rasa lelah di tepian jiwa telah tiba pada saatnya.

Beginilah kelam...
Gairah bangkitkan khayalan bagai lekukan tubuh wanita.
Memandangnya menari gemulai membuai mata.
Keindahan yang membangkitkan mimpi-mimpi.
Mengajak bercinta dengan alam bawah sadar manusia.

Inikah mimpi.. Mata setengah terbuka saat hembusan angin menerpa.
Jendela mimpi itu terbuka dan mengajak masuk kedalamnya.
Rayuan dalam nyanyian merdu memudarkan kesadaran.
Lenyap pilu dan senduku saat melangkah menembus dimensi awan.

Inikah mimpi...
Mata menangkap sebuah tempat yang tak pernah kukenal.
Deret keindahan terhampar di hadapan.
Surga..surga..surga..bibir tak berhenti berkata.
Satu-persatu kujamah kelembutan dan kedamaian membelai rasa.
Bagai pelukan hangat kekasih tercinta.

Inikah surga...
Telaga jernih itu memancarkan aroma keharuman.
Namun bukanlah wangi azalea yang kupuja.
Ada rasa nikmat menggelitik untuk mendekat.

Inikah surga...
Seraut wajah tersenyum tenang mengusap tangan ini.
Menuntun langkah lembut melewati telaga mimpi.
Kurasakan kedamaian namun tak kumengerti.

Inikah mimpi?
Indahnya mimpi..
Harum itu menggoda hati..
Dan disinilah aku bermimpi...
Kurasakan belai lembut di pipi..
Mata terbuka seiring tetesan sejuknya embun pagi..
Membuatku terjaga dan menutup kembali jendela mimpi.
Ahh...dia di hadapanku menebar wangi dengan secangkir kopi...

Written by : Alina
Tks

Kamis, 21 Agustus 2014

Istriku adalah Semangatku

Empat tahun yang lalu, sakit yg telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istriku sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil.
Begitulah yang kurasakan, karena selama ini aku merasa bahwa aku telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anakku, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anakku.
Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat kerja, anakku masih tertidur. Ohhh aku harus menyediakan makan untuknya.
Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anakku yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas berangkat ke tempat kerja.
Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, aku langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam.
Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan….. di sanalah sumber ‘masalah’nya … sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!
Oh…Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anakku yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:
“Ayah, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya . Karena aku takut mie’nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainanku, aku minta maaf,ayah … “
Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku, tetapi, aku tidak ingin anakku melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan kran di kamar mandi untuk menutupi suara tangisku. Setelah beberapa lama, aku hampiri anakku, kupeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.
Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto ibu yang dikasihinya.

Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, aku mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.

Namun, belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal. Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari tempat kerja, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, “Aku minta maaf, ayah“.
Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara “pertunjukan bakat” yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.

Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahuku, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis,aku yakin , jika istriku masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!

Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Tapi astaga, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.

Mereka menelponku dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anakku telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun aku sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anakku lagi, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena aku merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : “Maaf, ayah”. Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.

Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah aku mendorong anakku ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya? Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : “Surat-surat itu untuk ibu…..”. Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. …. tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: “Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?” Jawaban anakku itu : “Aku telah menulis surat buat ibu untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus”. Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan.

Aku bilang pada anakku, “Nak, ibu sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk ibu, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada ibu. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Aku berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi…. aku jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.

Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur ‘ibu sayang’, Aku sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara ‘Pertunjukan Bakat’ di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi aku tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.

Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencariku, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.

Ibu, setiap hari aku melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya. Aku pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua. Tapi bu, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah ibu muncul dalam mimpiku sehingga aku dapat melihat wajahmu dan ingat kamu? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi ibu, mengapa engkau tak pernah muncul ?

Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena aku tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istriku

NOTE : Untuk para suami dan laki-laki, yang telah dianugerahi seorang istri/pasangan yang baik, yang penuh kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari pada istrimu. Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu.

Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yang bisa menggantikannya.......

Selasa, 13 Mei 2014

Perburuan Blue Fire Kawah Ijen

Penayangan film dengan judul '5 cm', menggambarkan fenomena keindahan alam Gunung Semeru dengan puncak Mahamerunya. Film ini telah menyita perhatian, sehingga banyak orang melakukan perjalanan wisata ke Gunung Semeru, hanya karena ingin memanjakan diri dengan berakrab-akrab bersama alam.
Disini saya akan mencoba menawarkan fenomena lain yang tidak kalah cantik dengan Mahameru. Yaitu fenomena 'Blue Fire' atau ada yang menyebutnya 'Blue Flame', yang berada di kawasan kawah gunung Ijen, Jawa Timur.

Gunung Ijen terletak dikabupaten Banyuwangi. Untuk mendaki bisa juga berangkat dari Bondowoso. Di gunung Ijen ini tersimpan Kawah Ijen yang merupakan danau vulkanik terbesar didunia. Tepatnya berada di ketinggian 2368 mdpl, dengan kedalaman 200 m. Luas kawah 5466 hektar dengan air berwarna hijau kebiruan dan hawa dingin khas pegunungan.
Dikomplek vulkanik ini terdapat penambangan belerang yang dilakukan secara tradisional. Disini masih bisa kita jumpai para penambang memikul belerang untuk dibawa turun kepengepul belerang di kaki gunung.
Dan disinilah perburuan sicantik 'Blue Fire' dimulai.
Blue fire hanya ada dua di dunia, di Islandia dan di kawah Ijen. Karena itulah banyak wisatawan mancanegara yang memburu sampai di kawah Ijen ini. Blue fire sangat cantik jika kita lihat pada musim kemarau sekitar bulan Mei-Oktober saat dini hari sampai menjelang pagi.
Blue fire ini terbentuk dari semburat belerang cair dari dalam kawah Ijen. Perpaduan panas kawah dan belerang itulah yang menimbulkan efek biru. Dengan suhu 600 derajat celcius blue fire memili keunikan yaitu tidak bisa membakar kayu tetapi bisa melelehkan besi.






Blue fire adalah fenomena alam yang membuat hati berdecak kagum. Semburat panas dari lidah-lidah si Api biru, telah menghapus rasa lelah pendakian dan dingin angin malam. Semua tertebus sudah dengan kecantikan si cantik 'Blue Fire'.
Terima kasih ya Allah telah engkau perkenankan aku melihat ciptaan Mu yang begitu cantik ini.

Selasa, 04 Maret 2014

Cerita Dari Sisi Pulau

Karena badai, sebuah kapal tenggelam di lautan luas. Yang selamat hanyalah dua laki-laki yang berhasil berenang ke sebuah pulau terpencil dan tiada berpenduduk. Di sana mereka tidak tahu apa yang harus diperbuat. Akhirnya mereka membuat kesepakatan, mereka membagi pulau itu menjadi dua, Timur dan Barat. Kemudian mereka pun berpisah untuk menempati daerah masing-masing yaitu barat dan timur.

Setiap saat tiada yang dikerjakan oleh kedua orang tersebut  kecuali berdoa.
Karena kelaparan, mereka berdoa supaya mereka bisa makan. Pagi harinya, orang disebelah Timur mendapati sebuah pohon dengan buah yang lebat dan bergelantungan. Sementara orang yang disebelah Barat tidak menemukan apa-apa.

Seminggu berlalu.
Orang disebelah Timur merasa kesepian sehingga ia berdoa memohon seorang istri. Tanpa diduga, keesokan harinya ada kapal karam. Hanya seorang wanita yang berhasil selamat dan sampai ke bagian Timur pulau itu. Segera setelah itu, si orang yang disebelah Timur berdoa minta rumah, pakaian dan lebih banyak lagi makanan. Dan, ajaib! Segalanya terkabul dengan segera.

Ironisnya,tetap tidak terjadi apa-apa bagi orang kedua.
Akhirnya, orang yang berada disebelah TImur berdoa meminta sebuah kapal agar ia dan istrinya bisa meninggalkan pulau tersebut. Lagi, esok harinya ia menemukan sebuah kapal terdampar di bagian Timur pulau yang ditempatinya. Buru-buru ia dan istrinya naik ke kapal hendak meninggalkan temannya yang berada disebelah barat pulau itu. Ia merasa bahwa temannya tidak layak menerima nikmat Allah karena tidak satu pun doanya dikabulkan Allah.

Ketika orang yang berada disebelah Timur ini hendak meninggalkan pulau, tiba-tiba terdengar suara bergemuruh dari langit: "Hai... !! Mengapa kamu hendak meninggalkan temanmu sendirian di pulau ini?"

"Ya Allah... nikmat ini hanya untukku," jawabnya. "Karena semua doa temanku disebelah Barat sana tidak ada yang terkabul... Berarti ia memang tak pantas menerima apa-apa."

"Kamu salah," suara itu menjawab. "Ia telah berdoa untuk satu hal dan Aku hanya mengabulkan doanya... Jika bukan karena dia, kamu tidak akan menerima semua nikmat ini."

"Katakan," serunya pada suara itu, "Apa yang ia doakan sehingga aku harus mempedulikannya."

"Ia memohon kepada-Ku agar semua doamu dikabulkan."

Sebuah cerita yang menginspirasi kita bahwa... kita taidak akan tahu siapa yang mendoakan kita... Sehingga sudah selayaknya kitapun bisa saling mendo'akan untuk kebaikan orang-orang yang kita sayangi.
 

Jumat, 17 Januari 2014

Sebuah Cerita Buat Ayah

Suatu ketika, ada seorang anak perempuan bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-kerut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuk nya. Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-kerut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab: "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak perempuan itu berguman: "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak perempuan itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan: "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak perempuan itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak perempuan itu menghampiri Ibunya lalu bertanya: "Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak perempuan itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak perempuan itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Kuciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi."

"Kuciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya."

"Kuberikan Keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya."

"Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. Dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Kuberikan kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia dan Akhirat."

Terbangun anak perempuan itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak perempuan itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya. "Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah"....

Kamis, 16 Januari 2014


Panduan Teknis Touring
Bagi rekan-rekan penggemar touring, berikut ini saya berikan sedikit pengetahuan tentang tata cara touring yang saya kutip dari Divisi Humas Mabes Polri.
Hand Code (kode tangan)

  • Gunakan hanya tangan kiri
  • Acungan jempol ke atas = konfirmasi tanda siap berangkat; atau salam brotherhood
  • Satu jari = bentuk barisan konvoi menjadi satu kolom
  • Dua jari = bentuk barisan konvoi menjadi dua kolom
  • Lima jari = konvoi bubar untuk kembali bergabung setelah melewati rintangan (macet)
  • Jari mengepal = siap-siap berhenti (hanya untuk stop point)
  • Menunjuk arah = siap-siap berbelok ke arah yang ditunjuk
  • Ayunkan tangan kiri dari bawah keatas dengan posisi telapak tangan menghadap keatas = barisan diminta meningkatkan kecepatan
  • Ayunkan tangan kiri dari atas kebawah dengan telapak tangan menghadap kebawah = barisan diminta untuk mengurangi kecepatan
  • Ayunkan tangan kiri dari belakang kedepan dengan telapak tangan menghadap kedepan = barisan diminta membuat formasi rapat supaya tidak terpisah dari kelompok
Foot Code (kode kaki)

  • Turunkan kaki kiri = menunjukan adanya lubang atau gangguan di sebelah kiri
  • Turunkan kaki kanan = menunjukan adanya lubang atau gangguan di sebelah kanan
  • Turunkan kedua kaki = menunjukan jalanan rusak, bergelombang, marka melintang, rel kereta api
Horn Code (kode klakson)

  • Bunyi panjang = konfirmasi siap berangkat (hanya sweeper); tanda klotur putus (hanya sweeper); tanda konvoi sudah kembali komplit setelah terputus (hanya sweeper)
  • Bunyi berulang sering = permintaan emergency stop
  • Bunyi pendek dua kali = salam brotherhood

Aturan Dasar

  • Motor dalam keadaan baik secara keseluruhan
  • Mental dan fisik biker maupun boncenger dalam keadaan fit secara keseluruhan
  • Patuhi semua standar SAFETY RIDER
  • Datang tepat waktu baik di start point ataupun di meeting point
  • Masuk dalam klotur (kelompok touring) yang telah ditentukan
  •  Tidak menggangu pengguna jalan yang lain
  • Biker membawa perlengkapan pribadi termasuk rain coat

Tata Cara Pemberangkatan

  • Road Captain memberikan tanda siap berangkat dengan menghidupkan mesin motornya dan memposisikan motornya didepan barisan
  • Peserta mengikuti dengan membentuk barisan 1 (satu) kolom dan ditutup oleh sweeper
  • Road Captain memberikan tanda akhir siap berangkat diikuti oleh peserta yang sudah siap
  • Sweeper memberikan tanda konfirmasi siap berangkat kepada Road Captain dengan kode klakson
Tata Cara Konvoi
  • Dibagi dalam beberapa klotur dengan maksimum peserta 10 motor per klotur
  • Tidak membentuk garis lurus dengan motor didepannya
  • Posisikan motor lebih ke kanan atau ke kiri terhadap motor didepan untuk memberikan jarak menghindar bila terjadi pengereman mendadak
  • Atur jarak aman sesuai kecepatan
  • Pastikan kecepatan tidak melebihi 60 km per hour
  • Tidak melanggar lampu merah
  • Teruskan pesan hand code (kode tangan) dan foot code (kode kaki) kepada peserta dibelakang
  • Nyalakan lampu penerang jalan (lampu dekat)
  • Hidupkan lampu hazard (opsional)
  • Tidak menggunakan lampu strobo ataupun flip-flop
  • Tidak menggunakan sirine ataupun pengeras suara
  • Tidak membunyikan klakson terhadap hal yang tidak perlu atau sudah diwakili oleh Road Captain
  • Tidak saling mendahului
  • Pendengaran tetap dominan terhadap kondisi sekitar
  • Usahakan selalu dan tetap tenang
  • Tidak meninggalkan peserta yang mengalami masalah (troble) dijalan
Tata Cara di Lampu Lalu Lintas (Lalin) atau di Persimpangan
  • Road Captain mengurangi kecepatan terutama saat lampu menyala kuning untuk menghindari putusnya konvoi
  • Tetap dalam konvoi kecuali ditentukan lain oleh Road Captain
  • Tidak menerobos lampu merah sekalipun konvoi harus terputus
Tata Cara Konvoi Terputus
  • Sweeper memberikan pesan horn code (kode klakson)
  • Road Captain mengurangi kecepatan
  • Setelah bebas dari hambatan, peserta yang terputus bersama Sweeper mengejar konvoi dalam kecepatan aman max. 80 km per hour
  • Setelah semua bergabung kembali, Sweeper kembali memberikan horn code
Tata Cara Menghalau Penyusup
  • Maksimalkan jarak motor dengan motor didepannya sesuai kecepatan
  • Berikan tanda dan berikan jalan untuk mendahului kepada calon dan penyusup
  • Sweper berusaha mengeluarkan penyusup dengan cara-cara yang baik
Tata Cara Peserta Mengalami Masalah
  • Peserta memberikan tanda darurat mohon berhenti jika memungkinkan
  • Road Captain memberhentikan konvoi
  • Sweeper advice atau mengejar Road Captain bila tidak mengetahui
  • Sweeper atau salah satu peserta memberi tanda kepada klotur berikut
  • Tidak meninggalkan peserta dijalan dalam situasi apapun
  • Tidak meninggalkan peserta sendirian atau lebih baik lagi pending klotur
Bila terjadi kecelakaan minor injured :
  1. Sweeper memberikan tanda kepada klotur berikutnya untuk tidak berhenti
  2. Korban dirawat sementara
  3. Bawa korban ke balai pengobatan terdekat bila perlu
Bila terjadi kecelakaan major injured :
  1. Parkir semua motor di lokasi aman (ditunggui salah satu peserta bila perlu)
  2. Semua peserta mengamankan TKP dan mengatur lalu lintas
  3. Sweeper memberikan tanda kepada klotur berikutnya
  4. Evakuasi dipimpin langsung oleh Road Captain
  5. Road Captain broadcast berita dan
  6. Wajib stop touring
Bila terjadi mogok :
  1. Klotur emergency stop
  2. Road Captain cari bengkel terdekat bila tidak bisa ditangani peserta 
  3. Antar dan kawal motor ke bengkel terdekat
Istilah-istilah
  • Road Captain adalah orang yang bertanggung jawab penuh sebagai komandan touring
  • Forider adalah pimpinan barisan. Dia berada didepan barisan. Forider biasanya ditunjuk anggota yang mengerti jalan, bisa memimpin barisan, mengatur kecepatan, mengatur formasi dan mampu memberikan kode kepada barisan dibelakangnya.
  • Sweeper bertugas sebagai pasukan penyapu dan bertugas sebagai pengawal barisan sekaligus pengaman barisan. Sweeper mengatur kerapian dan kerapatan barisan serta mengingatkan / mempertegas perintah dari Forider. Sweeper biasanya dipilih orang yang memiliki kemampuan berkendara yang sangat baik.
Semoga pengetahuan yang saya bagikan ini bermanfaat bagi para pembaca.