Senin, 09 Desember 2013

Makna Syahadat Tauhid

Dua kalimat syahadat (syahadatain) adalah rukun Islam pertama. Syahadatain terdiri atas syahadat tauhid dan syahadat rasul. Rukun Islam pertama ini sangat mudah diucapkan, tapi paling berat dilaksanakan. Dua kalimat syahadat (syahadatain) ini menjadi fondasi bagi rukun-rukun Islam lainnya.
Sudahkah kita menjalankan makna 2 (dua) kalimat syahadat ini dengan benar?
Untuk dapat menjalankan makna dua kalimat syahadat, tentu kita harus terlebih dahulu memahami maknanya. Dalam kesempatan ini akan dibahas makna syahadat tauhid terlebih dahulu. Makna syahadat rasul insya_Allah akan dibahas kemudian.
Mari kita simak bacaan syahadat tauhid berikut:
Arti syahadat tauhid : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Makna Syahadat Tauhid
Ada dua terminologi penting dalam syahadat tauhid :
- Aku bersaksi
- Tiada Tuhan selain Allah
Mari kita lihat satu per satu kedua terminologi syahadat tauhid tersebut.

1. Makna Syahadat Tauhid “Aku Bersaksi”
Kata “bersaksi” menunjukkan kemantapan dalam keyakinan. Tingkat keyakinan seseorang akan semakin kuat ketika dia telah menyaksikan sesuatu. Jika ayah anda mengabarkan bahwa beliau telah mendapatkan ikan yang besar, tentu anda yakin dengan kabar itu bukan? Inilah yang disebut dengan khabaru yaqin, keyakinan yang timbul dari sebuah kabar. Mengapa anda yakin dengan kabar tersebut? Karena sang pemberi kabar adalah ayah anda sendiri, orang yang terpercaya.
Setelah ayah anda pulang dari laut dengan membawa ikan yang besar itu, maka anda pun melihat bahwa ayah benar-benar mendapatkan ikan yang besar. Dengan anda menyaksikan ikan yang ayah bawa, maka anda bertambah yakin. Inilah yang disebut dengan aeul yaqin, keyakinan yang timbul dengan menyaksikan. Kualitas keyakinan di level ini (dengan bersaksi) tentu jauh lebih tinggi dari keyakianan yang anda peroleh ketika anda hanya mendapatkan kabarnya saja.
Nah, maksud “aku bersaksi” dalam syahadat tauhid di atas, adalah sebuah pengakuan keyakinan berkualitas tinggi akan keesaan Allah. Lalu bagaimana kita bisa bersaksi padahal kita tidak pernah melihat-Nya?
Untuk dapat bersaksi tidak mesti melihatnya langsung. ”Jika ada bekas tapak kaki manusia di jalan, itu artinya ada orang yang melewatinya biarpun aku tidak melihatnya. Jika ada kotoran unta, tentu keluar dari perut unta biarpun aku tidak melihatnya”. Keberadaan Allah dapat kita saksikan melalui semua ciptaan-Nya yang bertebaran di muka bumi ini.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal” (QS Ali Imran 190).
Karena itu, mari tingkatkan keyakinan kita terhadap adanya Allah dan segala sifatnya (asmaul husna) dengan melihat (bersaksi) terhadap seluruh ciptaan-Nya. Inilah modal dasar untuk menegakkan kalimat “La ilaha illallah”, tiada Tuhan selain Allah seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

2. Makna Syahadat Tauhid “Tiada Tuhan selain Allah”
Tuhan selain bermakna sesembahan, juga bermakna sesuatu yang ditakuti, yang diharapkan atau yang dipentingkan. Karena itu, Tuhan banyak sekali jumlahnya. Tuhan-tuhan selain Allah dapat berupa orang, harta, jabatan, bahkan hawa nafsunya sebagaimana firman Allah:
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah  …” (QS At Taubah : 31).
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS Al Furqan:43).
Dengan demikian, “Tiada Tuhan selain Allah” selain bermakna “Tiada yang patut disembah selain Allah”, juga dapat berarti:
- Tiada yang patut ditakuti selain Allah
- Tiada yang patut diharapkan selain Allah
- Tiada yang patut dipentingkan selain Allah
Lalu bagaimana jika kita takut kepada ular, bolehkah? Tentu boleh, itu manusiawi. Adapun maksud tiada yang patut ditakuti selain Allah, ketakutan terhadap selain Allah tidak boleh melebihi takutnya kepada Allah. Kita juga boleh menganggap bahwa membaca koran itu penting, tapi harus disertai keyakinan bahwa membaca koran tidak lebih penting dari Allah SWT. Itulah makna syahadat tauhid, la ilaha illallah.

Aplikasi Syahadat Tauhid
Maling yang tengok kanan-kiri memastikan tidak ada orang lain sebelum mencuri sesuatu, berarti dia lebih takut dan malu kepada manusia ketimbang takut dan malu kepada Allah yang Maha Melihat. Dalam kasus ini, nilai syahadat sang maling tersebut adalah 0 (nol), karena seharusnya tiada yang lebih ditakuti selain Allah, tapi ternyata dia lebih takut kepada manusia.

Berapa Nilai Syahadat Tauhid Kita?
Ini adalah saatnya kita berbenah diri terhadap syahadat tauhid kita. Dalam penjelasan diatas, telah disebut bahwa kalimat syahadat mudah diucapkan, tapi sulit dilaksanakan. Sebagai contoh, apabila saat ini kita sedang membaca artikel ini, atau sedang main game, main bulu tangkis atau sedang berjualan, kemudian adzan berkumandang….
  • Apakah kita tetap membaca artikel, ataukah segera shalat berjamaah di masjid?
  • Apakah kita terus bermain game, ataukah segera shalat berjamaah di masjid?
  • Apakah lanjut main bulu tangkis, atau segera shalat berjamaah di masjid?
  • Apakah meneruskan berjualan, ataukah segera shalat berjamaah di masjid?
Adzan adalah merupakan panggilan Allah (HR Tabrani). Jika kita mendengar adzan tapi tidak mau menghadirinya, berarti kita lebih mementingkan yang lain ketimbang Allah. Dengan demikian kita telah menganggap bahwa:
  • Baca artikel, koran, berita, dll lebih penting ketimbang Allah
  • Game lebih penting ketimbang Allah
  • Bulu tangkis, sepak bola, dll lebih penting ketimbang Allah
  • Berjualan lebih penting ketimbang Allah
Lalu bagaimana dengan persaksian “Tiada Tuhan selain Allah?”, yang juga berarti tiada yang patut lebih dipentingkan selain Allah?
Jika perilaku kita demikian, berarti nilai syahadat tauhid kita tidak lebih baik dari syahadat seorang maling (maaf), naudzubillah. Ya Allah, ampunilah kami yang selama ini belum memahami dan menjalankan makna syahadat tauhid. Berilah kami kekuatan untuk menjalankannya.

Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat.
 

0 komentar:

Posting Komentar