Jumat, 17 Januari 2014

Sebuah Cerita Buat Ayah

Suatu ketika, ada seorang anak perempuan bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-kerut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuk nya. Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-kerut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab: "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak perempuan itu berguman: "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak perempuan itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan: "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak perempuan itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak perempuan itu menghampiri Ibunya lalu bertanya: "Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak perempuan itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak perempuan itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Kuciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi."

"Kuciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya."

"Kuberikan Keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya."

"Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. Dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Kuberikan kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia dan Akhirat."

Terbangun anak perempuan itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak perempuan itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya. "Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah"....

Kamis, 16 Januari 2014


Panduan Teknis Touring
Bagi rekan-rekan penggemar touring, berikut ini saya berikan sedikit pengetahuan tentang tata cara touring yang saya kutip dari Divisi Humas Mabes Polri.
Hand Code (kode tangan)

  • Gunakan hanya tangan kiri
  • Acungan jempol ke atas = konfirmasi tanda siap berangkat; atau salam brotherhood
  • Satu jari = bentuk barisan konvoi menjadi satu kolom
  • Dua jari = bentuk barisan konvoi menjadi dua kolom
  • Lima jari = konvoi bubar untuk kembali bergabung setelah melewati rintangan (macet)
  • Jari mengepal = siap-siap berhenti (hanya untuk stop point)
  • Menunjuk arah = siap-siap berbelok ke arah yang ditunjuk
  • Ayunkan tangan kiri dari bawah keatas dengan posisi telapak tangan menghadap keatas = barisan diminta meningkatkan kecepatan
  • Ayunkan tangan kiri dari atas kebawah dengan telapak tangan menghadap kebawah = barisan diminta untuk mengurangi kecepatan
  • Ayunkan tangan kiri dari belakang kedepan dengan telapak tangan menghadap kedepan = barisan diminta membuat formasi rapat supaya tidak terpisah dari kelompok
Foot Code (kode kaki)

  • Turunkan kaki kiri = menunjukan adanya lubang atau gangguan di sebelah kiri
  • Turunkan kaki kanan = menunjukan adanya lubang atau gangguan di sebelah kanan
  • Turunkan kedua kaki = menunjukan jalanan rusak, bergelombang, marka melintang, rel kereta api
Horn Code (kode klakson)

  • Bunyi panjang = konfirmasi siap berangkat (hanya sweeper); tanda klotur putus (hanya sweeper); tanda konvoi sudah kembali komplit setelah terputus (hanya sweeper)
  • Bunyi berulang sering = permintaan emergency stop
  • Bunyi pendek dua kali = salam brotherhood

Aturan Dasar

  • Motor dalam keadaan baik secara keseluruhan
  • Mental dan fisik biker maupun boncenger dalam keadaan fit secara keseluruhan
  • Patuhi semua standar SAFETY RIDER
  • Datang tepat waktu baik di start point ataupun di meeting point
  • Masuk dalam klotur (kelompok touring) yang telah ditentukan
  •  Tidak menggangu pengguna jalan yang lain
  • Biker membawa perlengkapan pribadi termasuk rain coat

Tata Cara Pemberangkatan

  • Road Captain memberikan tanda siap berangkat dengan menghidupkan mesin motornya dan memposisikan motornya didepan barisan
  • Peserta mengikuti dengan membentuk barisan 1 (satu) kolom dan ditutup oleh sweeper
  • Road Captain memberikan tanda akhir siap berangkat diikuti oleh peserta yang sudah siap
  • Sweeper memberikan tanda konfirmasi siap berangkat kepada Road Captain dengan kode klakson
Tata Cara Konvoi
  • Dibagi dalam beberapa klotur dengan maksimum peserta 10 motor per klotur
  • Tidak membentuk garis lurus dengan motor didepannya
  • Posisikan motor lebih ke kanan atau ke kiri terhadap motor didepan untuk memberikan jarak menghindar bila terjadi pengereman mendadak
  • Atur jarak aman sesuai kecepatan
  • Pastikan kecepatan tidak melebihi 60 km per hour
  • Tidak melanggar lampu merah
  • Teruskan pesan hand code (kode tangan) dan foot code (kode kaki) kepada peserta dibelakang
  • Nyalakan lampu penerang jalan (lampu dekat)
  • Hidupkan lampu hazard (opsional)
  • Tidak menggunakan lampu strobo ataupun flip-flop
  • Tidak menggunakan sirine ataupun pengeras suara
  • Tidak membunyikan klakson terhadap hal yang tidak perlu atau sudah diwakili oleh Road Captain
  • Tidak saling mendahului
  • Pendengaran tetap dominan terhadap kondisi sekitar
  • Usahakan selalu dan tetap tenang
  • Tidak meninggalkan peserta yang mengalami masalah (troble) dijalan
Tata Cara di Lampu Lalu Lintas (Lalin) atau di Persimpangan
  • Road Captain mengurangi kecepatan terutama saat lampu menyala kuning untuk menghindari putusnya konvoi
  • Tetap dalam konvoi kecuali ditentukan lain oleh Road Captain
  • Tidak menerobos lampu merah sekalipun konvoi harus terputus
Tata Cara Konvoi Terputus
  • Sweeper memberikan pesan horn code (kode klakson)
  • Road Captain mengurangi kecepatan
  • Setelah bebas dari hambatan, peserta yang terputus bersama Sweeper mengejar konvoi dalam kecepatan aman max. 80 km per hour
  • Setelah semua bergabung kembali, Sweeper kembali memberikan horn code
Tata Cara Menghalau Penyusup
  • Maksimalkan jarak motor dengan motor didepannya sesuai kecepatan
  • Berikan tanda dan berikan jalan untuk mendahului kepada calon dan penyusup
  • Sweper berusaha mengeluarkan penyusup dengan cara-cara yang baik
Tata Cara Peserta Mengalami Masalah
  • Peserta memberikan tanda darurat mohon berhenti jika memungkinkan
  • Road Captain memberhentikan konvoi
  • Sweeper advice atau mengejar Road Captain bila tidak mengetahui
  • Sweeper atau salah satu peserta memberi tanda kepada klotur berikut
  • Tidak meninggalkan peserta dijalan dalam situasi apapun
  • Tidak meninggalkan peserta sendirian atau lebih baik lagi pending klotur
Bila terjadi kecelakaan minor injured :
  1. Sweeper memberikan tanda kepada klotur berikutnya untuk tidak berhenti
  2. Korban dirawat sementara
  3. Bawa korban ke balai pengobatan terdekat bila perlu
Bila terjadi kecelakaan major injured :
  1. Parkir semua motor di lokasi aman (ditunggui salah satu peserta bila perlu)
  2. Semua peserta mengamankan TKP dan mengatur lalu lintas
  3. Sweeper memberikan tanda kepada klotur berikutnya
  4. Evakuasi dipimpin langsung oleh Road Captain
  5. Road Captain broadcast berita dan
  6. Wajib stop touring
Bila terjadi mogok :
  1. Klotur emergency stop
  2. Road Captain cari bengkel terdekat bila tidak bisa ditangani peserta 
  3. Antar dan kawal motor ke bengkel terdekat
Istilah-istilah
  • Road Captain adalah orang yang bertanggung jawab penuh sebagai komandan touring
  • Forider adalah pimpinan barisan. Dia berada didepan barisan. Forider biasanya ditunjuk anggota yang mengerti jalan, bisa memimpin barisan, mengatur kecepatan, mengatur formasi dan mampu memberikan kode kepada barisan dibelakangnya.
  • Sweeper bertugas sebagai pasukan penyapu dan bertugas sebagai pengawal barisan sekaligus pengaman barisan. Sweeper mengatur kerapian dan kerapatan barisan serta mengingatkan / mempertegas perintah dari Forider. Sweeper biasanya dipilih orang yang memiliki kemampuan berkendara yang sangat baik.
Semoga pengetahuan yang saya bagikan ini bermanfaat bagi para pembaca.