Sabtu, 06 September 2014

Statistik


Aku disini, pada titik nol derajat..
Ada ambigu pada kata-kata yang telah kau ucap..
Otak kanan ini mencatat sederet kalimat..
Bermakna ganda namun tiada arti tersirat.

Aku berlalu dan mencapai titik kulminasi..
Tiada keraguan bahwa semua ini hanya halusinasi..
Terekam indah namun tak pernah mewujudkan sebuah janji suci..
Aku berada pada puncak distruktif hati..

Aku masih di sini terhenti pada titik tengah..
Antara bertahan untuk tetap setia dengan luka atau berlari menjemput mimpi terindah..
Namun kaki tangan dan hati tak bergerak meninggalkan gundah..

Dan disinilah aku terbebas..
Dari rasa yg tak kumengerti dengan jelas..
Pada declining garis itu terlihat lugas..
Bahwa jiwaku telah sampai pada ambang batas..
Aku terlepas..terbebas dan terhempas..

Aku kembali di sini, pada titik terendah adanya..
Nafasku tersendat tiada jeda..
Mataku buta tiada jernihnya sebuah analisa..
Determinisme ini tercipta dari mata ke hati dan menjelma menjadi cinta..

Dan kepada sebuah hati..
Yang selalu menungguku selama ini..
Terimalah hati dan jiwa tersakiti..
Dekaplah erat agar tidak terlepas lagi..

Written by : Alina
Tks

Jendela Mimpi


Beginilah malam..
Dekandensi sinar mentari menjadi redup.
Kelubung awan putih kembara entah kemana.
Nuansa indigo di angkasa bangkitkan imaji violet tentang asmara.
Rasa lelah di tepian jiwa telah tiba pada saatnya.

Beginilah kelam...
Gairah bangkitkan khayalan bagai lekukan tubuh wanita.
Memandangnya menari gemulai membuai mata.
Keindahan yang membangkitkan mimpi-mimpi.
Mengajak bercinta dengan alam bawah sadar manusia.

Inikah mimpi.. Mata setengah terbuka saat hembusan angin menerpa.
Jendela mimpi itu terbuka dan mengajak masuk kedalamnya.
Rayuan dalam nyanyian merdu memudarkan kesadaran.
Lenyap pilu dan senduku saat melangkah menembus dimensi awan.

Inikah mimpi...
Mata menangkap sebuah tempat yang tak pernah kukenal.
Deret keindahan terhampar di hadapan.
Surga..surga..surga..bibir tak berhenti berkata.
Satu-persatu kujamah kelembutan dan kedamaian membelai rasa.
Bagai pelukan hangat kekasih tercinta.

Inikah surga...
Telaga jernih itu memancarkan aroma keharuman.
Namun bukanlah wangi azalea yang kupuja.
Ada rasa nikmat menggelitik untuk mendekat.

Inikah surga...
Seraut wajah tersenyum tenang mengusap tangan ini.
Menuntun langkah lembut melewati telaga mimpi.
Kurasakan kedamaian namun tak kumengerti.

Inikah mimpi?
Indahnya mimpi..
Harum itu menggoda hati..
Dan disinilah aku bermimpi...
Kurasakan belai lembut di pipi..
Mata terbuka seiring tetesan sejuknya embun pagi..
Membuatku terjaga dan menutup kembali jendela mimpi.
Ahh...dia di hadapanku menebar wangi dengan secangkir kopi...

Written by : Alina
Tks