Sejak krisis 1998 pemuda Indonesia mengalami krisis wawasan kebangsaan.
Generasi muda kehilangan keikhlasan dalam berbangsa dan bernegara. Semua
diukur dengan hal-hal yang bersifat materi.
Bangsa Indonesia mulai kehilangan ukuran dan
standar-standar moral dalam membangun kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Seperti menghalalkan segala cara untuk mengejar
kepentingan-kepentingan pribadi maupun kelompok.
Bangsa ini mulai kehilangan kebanggaan terhadap kekuatan-kekuatan sendiri di tengah gempuran globalisasi. Kita sering dianggap sebagai bangsa yang lemah karena ketergantungan kita kepada bangsa lain.
Selain itu, mulai muncul ancaman serius terhadap persatuan dan kesatuan bangsa serta ancaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa, seperti konflik sosial yang terus menerus, menurunnya sikap sopan santun dan tata krama dalam pergaulan sosial. Melemahnya kejujuran dan juga pembangkangan atau ketidakpatuhan terhadap berbagai aturan, norma dan hukum.
Bangsa ini mulai kehilangan kebanggaan terhadap kekuatan-kekuatan sendiri di tengah gempuran globalisasi. Kita sering dianggap sebagai bangsa yang lemah karena ketergantungan kita kepada bangsa lain.
Selain itu, mulai muncul ancaman serius terhadap persatuan dan kesatuan bangsa serta ancaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa, seperti konflik sosial yang terus menerus, menurunnya sikap sopan santun dan tata krama dalam pergaulan sosial. Melemahnya kejujuran dan juga pembangkangan atau ketidakpatuhan terhadap berbagai aturan, norma dan hukum.
Oleh sebab itu wawasan kebangsaan sangat penting serta merupakan suatu keharusan. Melalui
wawasan kebangsaan ini diyakini dapat menyatukan para generasi muda.
"Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 adalah tonggak pembentukan wawasan
kebangsaan dengan tekad bertanah air satu, berbangsa satu dan menjujung
bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Karena alasan itulah Yayasan Patriot Garuda biro Madiun menyelenggarakan pembekalan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara kepada siswa siswi SMUN 6 Kota Madiun, pada tanggal 16 Januari 2016.
Bertempat di halaman gedung SMUN6 dengan suasana santai dihadiri Ketua Umum Yayasan Patriot Garuda Bapak Dj. Arifin dari Surabaya sekaligus sebagai pembicara dalam acara tersebut.
Penyematan emblem pembentukan Patriot Garuda Muda oleh ketua biro Madiun, Bang Agavim, diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta kepada Bangsa Indonesia yang dimulai dari lingkup sekolah.
Salam Untuk Indonesia
Yayasan Patriot Garuda
0 komentar:
Posting Komentar