Aku disini, pada titik nol derajat..
Ada ambigu pada kata-kata yang telah kau ucap..
Otak kanan ini mencatat sederet kalimat..
Bermakna ganda namun tiada arti tersirat.
Ada ambigu pada kata-kata yang telah kau ucap..
Otak kanan ini mencatat sederet kalimat..
Bermakna ganda namun tiada arti tersirat.
Aku berlalu dan mencapai titik kulminasi..
Tiada keraguan bahwa semua ini hanya halusinasi..
Terekam indah namun tak pernah mewujudkan sebuah janji suci..
Aku berada pada puncak distruktif hati..
Tiada keraguan bahwa semua ini hanya halusinasi..
Terekam indah namun tak pernah mewujudkan sebuah janji suci..
Aku berada pada puncak distruktif hati..
Aku masih di sini terhenti pada titik tengah..
Antara bertahan untuk tetap setia dengan luka atau berlari menjemput mimpi terindah..
Namun kaki tangan dan hati tak bergerak meninggalkan gundah..
Antara bertahan untuk tetap setia dengan luka atau berlari menjemput mimpi terindah..
Namun kaki tangan dan hati tak bergerak meninggalkan gundah..
Dan disinilah aku terbebas..
Dari rasa yg tak kumengerti dengan jelas..
Pada declining garis itu terlihat lugas..
Bahwa jiwaku telah sampai pada ambang batas..
Aku terlepas..terbebas dan terhempas..
Dari rasa yg tak kumengerti dengan jelas..
Pada declining garis itu terlihat lugas..
Bahwa jiwaku telah sampai pada ambang batas..
Aku terlepas..terbebas dan terhempas..
Aku kembali di sini, pada titik terendah adanya..
Nafasku tersendat tiada jeda..
Mataku buta tiada jernihnya sebuah analisa..
Determinisme ini tercipta dari mata ke hati dan menjelma menjadi cinta..
Nafasku tersendat tiada jeda..
Mataku buta tiada jernihnya sebuah analisa..
Determinisme ini tercipta dari mata ke hati dan menjelma menjadi cinta..
Dan kepada sebuah hati..
Yang selalu menungguku selama ini..
Terimalah hati dan jiwa tersakiti..
Dekaplah erat agar tidak terlepas lagi..
Written by : Alina
Tks